![]() |
| Ekspor bulanan minyak sawit naik di bulan Juli: Gapki |
Meskipun ekspor turun 9,32 persen dalam skala tahunan di bulan Juli, direktur eksekutif Gapki Mukti Sardjono mengatakan bahwa secara bulanan kenaikan ekspor diamati paling tinggi di Cina, India dan Bangladesh.
"Flu babi Afrika mengurangi [produksi minyak] kedelai di Cina, yang mengakibatkan [China] meningkatkan impor minyak sawit dari Indonesia hampir 50 persen pada Juni," katanya dalam sebuah pernyataan yang diterima oleh The Jakarta Post.
Namun, produsen kedelai Amerika menghadirkan saingan baru untuk minyak sawit Indonesia ketika mantan landas meningkatkan eksplorasi ke pasar baru karena penutupan pasar Cina sebagai bagian dari perang perdagangan AS-Cina yang sedang berlangsung.
Pernyataan itu juga mencatat produksi naik 8,5 persen bulan ke bulan (mtm) menjadi 4,31 juta ton pada Juli tahun ini, meskipun hanya 0,7 persen lebih tinggi dari bulan yang sama tahun lalu.
Sementara itu, konsumsi domestik mencapai 1,43 juta ton pada Juli, sedikit lebih tinggi sebesar 0,3 persen mtm tetapi secara signifikan lebih tinggi sebesar 42,2 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
“Solusi pemerintah Amerika untuk mengurangi stok kedelai, keberhasilan Cina untuk menyelesaikan flu babi Afrika dan harga daging babi yang lebih tinggi dan implementasi Indonesia terhadap B20 dan B30 [kebijakan biofuel] akan menentukan keseimbangan industri minyak kelapa sawit,” katanya.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar