![]() |
| Facebook Café: Akankah wafel gratis cukup untuk membuat orang peduli dengan privasi online mereka? |
Facebook Café terletak di kafe Filosofi Kopi di Melawai, Blok M - yang telah dihiasi dengan banyak dekorasi emoji untuk acara tersebut. Kafe akan buka dari hari Jumat hingga Minggu.
Berjalan di bawah konsep yang sama dengan Facebook Cafes di Inggris, cabang Jakarta membagikan wafel dan minuman gratis kepada siapa saja yang melakukan pemeriksaan privasi.
Setelah tiba, pengunjung harus mengisi kuesioner tes privasi. Seorang petugas kemudian akan memberi masing-masing pengunjung kupon untuk sepiring wafel dan secangkir kopi atau teh. Jawaban Anda dalam tes menentukan jenis kupon yang Anda dapatkan.
“Kupon merah muda berarti Anda akan mendapatkan wafel dengan emoji cinta, sedangkan kupon kuning adalah untuk wafel dengan emoji wajah tertawa,” jelas seorang petugas kafe.
Sambil menikmati wafel, para pengunjung dapat mengobrol dengan petugas Facebook tentang cara-cara meningkatkan privasi mereka di Facebook, dan juga aplikasi pesan Whatsapp dan media sosial Instagram - keduanya dimiliki oleh Facebook.
Indonesia memiliki jumlah pengguna Facebook tertinggi keempat di dunia, menurut laporan digital tahunan 2018 yang dirilis oleh We Are Social dan Hootsuite. Pada Januari 2018, mereka ada sekitar 130 juta akun di Indonesia, mewakili 6 persen pengguna global.
Raksasa media sosial ini telah mendorong upaya dalam menjadikan privasi pengguna sebagai prioritas menyusul skandal penyalahgunaan data yang melibatkan perusahaan konsultan politik Inggris Cambridge Analytica. Tahun lalu, terungkap bahwa perusahaan itu memanen data 87 juta pengguna Facebook yang tidak sadar dan menggunakannya untuk iklan politik. Lebih dari 1 juta pengguna adalah orang Indonesia.
“Kami memahami bahwa pengguna kami memiliki banyak pertanyaan tentang cara kerja platform kami, dan bagaimana kami melindungi informasi yang mereka bagikan. Selama tiga hari ke depan, teman-teman kami dari Facebook Indonesia siap menjawab pertanyaan mereka di sini, ”kata manajer kampanye kebijakan Facebook Noudhy Valdryno,
Noudhy terbuka terhadap kemungkinan membuka Facebook Café lain di lokasi lain. "Jika antusiasme tinggi, kami akan mempertimbangkannya," katanya.
Pada hari pembukaan, kafe kecil menyambut kerumunan wartawan sebagai pelanggan pertama. Staf tampak kewalahan dengan pesanan menumpuk, mengakibatkan beberapa tamu harus menunggu wafel.
Apakah Facebook Café akan berhasil meningkatkan kesadaran privasi online di kalangan warga Jakarta?
Ini bisa sukses hanya jika sebagian besar pengunjung tidak keberatan menunggu terlalu lama untuk wafel - atau tidak mendapatkan wafel sama sekali. Atau mungkin, mereka datang ke kafe hanya untuk mendapatkan saran tentang cara menyembunyikan cerita Facebook dan Instagram mereka dari teman-teman mereka yang menjengkelkan.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar