![]() |
| Kerusuhan baru meletus di Papua, siswa sekolah menengah dilaporkan terluka |
Lokal Veronika Uaga mengatakan kekacauan terjadi setelah ratusan siswa sekolah menengah atas di kota itu "berperilaku keras" dan membakar sejumlah fasilitas, termasuk kantor bupati Jayawijaya.
Polisi kemudian dilaporkan menembakkan gas air mata ke para pengunjuk rasa untuk membubarkan mereka. Beberapa diyakini telah terluka, dengan foto yang diperoleh The Jakarta Post pada hari Senin pagi menunjukkan seorang siswa sekolah menengah atas perempuan berdarah dari lengan kanannya.
"Para siswa berlarian di jalanan untuk menghindari tembakan," kata Veronika, seraya menambahkan bahwa dia melarikan diri ke gereja terdekat untuk menghindari kerusuhan. Beberapa warga lain dilaporkan berlindung di markas polisi.
Kepala Kepolisian Papua Insp. Jenderal Rudolf A. Rodja mengatakan secara terpisah bahwa protes itu terjadi karena provokasi "tidak berdasar" yang menyebar di antara para siswa. Seorang guru diduga menyebut seorang siswa sebagai "monyet" minggu lalu, memicu protes di seluruh kota.
"Kami telah bertanya kepada guru dan dia menyangkal telah membuat cercaan rasis," kata Rudolf seperti dikutip oleh kompas.com. Dia meminta semua siswa untuk berhati-hati tentang informasi yang belum dikonfirmasi.
Kerusuhan telah memaksa bandara Wamena untuk menghentikan operasinya sampai waktu yang tidak ditentukan. Bandara yang terletak di Lembah Baliem biasanya melihat 120 penerbangan sehari. "Wamena adalah pintu ke banyak kota dan desa di daerah Pegunungan Tengah (yang terisolasi)," kata kepala operasi bandara, Joko Harjani, seperti dilansir Antara.
Protes di Wamena mengikuti penggunaan penghinaan rasis dan serangan terhadap siswa Papua pada bulan Agustus di Surabaya, Jawa Timur, yang memicu protes besar-besaran di provinsi Papua dan Papua Barat. Banyak orang Papua, yang mengaku didiskriminasi oleh mayoritas warga negara Indonesia lainnya, menuntut referendum kemerdekaan.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar