![]() |
| Indonesia memulihkan akses internet di beberapa bagian Papua Barat |
Wilayah Papua Barat telah menderita kerusuhan sipil paling serius dalam beberapa tahun sejak pertengahan Agustus karena persepsi diskriminasi ras dan etnis.
Beberapa pengunjuk rasa juga menuntut referendum kemerdekaan, sesuatu yang pemerintah di Jakarta singkirkan.
Sekitar 6.000 personel polisi dan militer telah diterbangkan ke Papua Barat, memperkuat kehadiran militer yang berat di wilayah yang telah mengalami puluhan tahun konflik yang bergolak antara angkatan bersenjata dan pemberontak pro-kemerdekaan.
Protes Papua Barat di Indonesia berubah menjadi kekerasan (2:14)
Pemerintah telah memperlambat kecepatan internet di kawasan itu selama beberapa hari sebelum memutus akses sepenuhnya di dua provinsi di kawasan itu mulai 21 Agustus.
Pada Rabu malam, kementerian komunikasi mengatakan dalam sebuah pernyataan pihaknya telah memulihkan akses internet dan data untuk sebagian besar wilayah Papua Barat kecuali tempat-tempat tertentu, di mana ia akan terus memantau situasi dalam beberapa hari mendatang.
Keputusan itu diambil karena situasi keamanan di daerah-daerah itu telah "dinormalisasi" sementara "penyebaran informasi bohong, kebohongan, ekspresi kebencian, provokasi yang berkaitan dengan masalah Papua, mulai menurun," katanya dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah telah mempertahankan pemadaman internet di tempat-tempat di mana para demonstran membakar gedung-gedung, seperti Jayapura, ibukota provinsi Papua, dan Manokwari, ibukota provinsi Papua Barat.
Penutupan itu juga berlanjut di beberapa kota pedesaan, termasuk Deiyai, tempat beberapa warga sipil dilaporkan tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa pekan lalu.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar